Strategi Kelola Uang Biar Tak Gali-Tutup Lubang Seperti Aldy Maldini

Fenomena selebritas terjerat utang bukan hal baru di Indonesia. Salah satu contoh yang mencuri perhatian publik baru-baru ini adalah kasus Aldy Maldini, mantan personel boyband CJR. Aldy mengaku terlilit utang hingga miliaran rupiah akibat gaya hidup konsumtif dan kebiasaan gali-tutup lubang—menggunakan utang baru untuk membayar utang lama. Fenomena ini tidak hanya menimpa kalangan artis, tapi juga banyak orang dari berbagai latar belakang.

Masalah utang memang bisa menimpa siapa saja, tetapi dengan strategi pengelolaan keuangan yang baik, kita bisa menghindari jebakan keuangan seperti yang dialami Aldy. Berikut adalah beberapa strategi penting dalam mengelola keuangan agar tidak terjebak dalam lingkaran gali-tutup lubang.

Uang

1. Kenali dan Kendalikan Gaya Hidup

Salah satu akar masalah keuangan yang dialami banyak orang adalah gaya hidup konsumtif. Saat penghasilan meningkat, sering kali pengeluaran ikut meningkat. Ini disebut lifestyle inflation. Aldy Maldini sendiri mengaku bahwa ia terjebak dalam pengeluaran mewah yang tidak sebanding dengan pemasukan.

Solusinya:
Mulailah dengan mengevaluasi gaya hidup. Bedakan antara kebutuhan dan keinginan. Tanyakan pada diri sendiri: “Apakah saya benar-benar butuh ini, atau hanya ingin terlihat keren di media sosial?” Dengan menahan keinginan konsumtif, Anda bisa mengalokasikan dana untuk hal yang lebih penting dan produktif.

2. Catat Semua Pengeluaran dan Pemasukan

Kunci utama dalam mengelola keuangan adalah mengenal arus kas pribadi. Banyak orang terjebak utang karena tidak tahu ke mana uang mereka pergi setiap bulannya.

Tips praktis:
Gunakan aplikasi pencatat keuangan seperti Money Lover, DompetKu, atau bisa juga dengan mencatat manual di buku atau Excel. Dengan pencatatan yang rapi, Anda akan lebih mudah melihat pos pengeluaran yang bisa ditekan dan memastikan bahwa pengeluaran tidak melebihi pemasukan.

3. Prioritaskan Dana Darurat dan Tabungan

Salah satu kesalahan fatal dalam keuangan pribadi adalah tidak memiliki dana darurat. Saat ada kebutuhan mendadak, seperti kendaraan rusak atau sakit, orang cenderung mengandalkan utang karena tidak punya simpanan.

Idealnya, dana darurat minimal 3–6 bulan dari total pengeluaran bulanan. Misalnya, jika pengeluaran bulanan Rp5 juta, maka dana darurat yang ideal berkisar antara Rp15–30 juta. Sisihkan sebagian dari penghasilan setiap bulan untuk membangun dana ini.

4. Hindari Gaya Hidup Kredit Tanpa Perhitungan

Menggunakan kartu kredit atau pinjaman online bisa menjadi alat yang berguna jika digunakan dengan bijak. Tapi sering kali, orang tergoda untuk belanja di luar kemampuan karena merasa “bisa dicicil”.

Masalahnya: tanpa perhitungan matang, utang menumpuk, bunga berjalan, dan akhirnya gali lubang tutup lubang pun terjadi.

Solusi:
Gunakan kartu kredit hanya jika Anda yakin bisa membayar penuh tagihan sebelum jatuh tempo. Jangan gunakan pinjaman online kecuali benar-benar darurat, dan pastikan sudah ada rencana pelunasan.

5. Alokasikan Penghasilan dengan Metode 50/30/20

Metode ini sederhana namun efektif untuk mengatur keuangan:

  • 50% untuk kebutuhan pokok (makan, transportasi, sewa, tagihan)
  • 30% untuk keinginan (hiburan, makan di luar, belanja non-esensial)
  • 20% untuk tabungan, investasi, dan pelunasan utang

Metode ini membantu Anda hidup seimbang tanpa mengorbankan masa depan.

6. Lunasi Utang dengan Strategi yang Tepat

Jika sudah telanjur memiliki utang, jangan panik. Anda masih bisa memperbaikinya dengan strategi seperti:

  • Debt Snowball: Lunasi utang terkecil terlebih dahulu, lalu lanjutkan ke utang yang lebih besar. Ini memberikan rasa pencapaian dan motivasi.
  • Debt Avalanche: Prioritaskan utang dengan bunga tertinggi terlebih dahulu untuk mengurangi total bunga yang harus dibayar.

Pilih strategi yang paling sesuai dengan kondisi dan psikologis Anda.

7. Cari Penghasilan Tambahan

Salah satu alasan utama orang gali-tutup lubang adalah karena penghasilan tidak cukup. Jika memungkinkan, cari peluang untuk menambah pendapatan:

  • Freelance sesuai skill (desain, menulis, editing, dll.)
  • Bisnis kecil-kecilan online
  • Investasi yang terukur dan berisiko rendah

Jangan andalkan satu sumber penghasilan saja, apalagi jika pengeluaran cenderung besar.

8. Belajar dari Kesalahan Orang Lain

Kasus Aldy Maldini menjadi cermin bagi banyak orang. Terkenal dan punya uang tidak menjamin kehidupan keuangan sehat jika tidak disertai kemampuan mengelolanya. Justru, semakin besar penghasilan, semakin besar pula tanggung jawab dalam mengaturnya.

Alih-alih mencemooh, lebih baik kita belajar dari kesalahan tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan pribadi. Pahami bahwa manajemen keuangan adalah keterampilan hidup yang wajib dimiliki semua orang, tak peduli seberapa besar penghasilannya.

Kesimpulan

Menghindari kebiasaan gali-tutup lubang bukan soal berapa besar gaji kita, tapi soal bagaimana kita mengelola uang dengan bijak. Kesadaran finansial, disiplin diri, dan pengetahuan dasar tentang pengelolaan keuangan bisa menyelamatkan kita dari jeratan utang yang mencekik.

Jika Aldy Maldini saja bisa jujur dan terbuka soal kesalahan keuangannya, kita pun bisa mulai berbenah dari sekarang. Jangan tunggu sampai terjebak dalam utang untuk mulai belajar mengelola uang. Ingat, keuangan sehat adalah fondasi kehidupan yang tenang dan seimbang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *